Minggu, 22 November 2009

Teori Need for Acheavement (David Mc. Clelland)


Mc. Clelland menyampaikan tentang motivasi berprestasi atau juga sering disebut sebagai kebutuhan berprestasi yaitu keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi gemilang bagi para wiraswastawan melalui cara kerja yang baik yaitu dengan selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan cara-cara baru untuk memperbaiki kualitas kerja yang dicapainya. Penelitan yang dibuat oleh Mc. Clalland menemukan bahwa suatu Negara yang memiliki kebutuhan berprestasi yang lebih tinggi maka akam mempunyai kesempatan untuk lebih mencapai kemajuan. Hal tersebut diketahui pula dari penelitian yang dilakukan di antar Negara dimana Negara yang memiliki derajat yang lebih tinggi kebutuhan berprestasinya, maka memiliki derajat yang lebih tinggi pada pembangunan ekonominya.
 Kekurangan dari Teori
1. Teori ini tidak memberikan penjelasan bagaimana cara seseorang atau orang-orang di suatu Negara memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi. Kita semua juga mungkin dapat juga mempunyai anggapan justru kebutuhan untuk berprestasi itu bukanlah merupakan prasyarat dari kemajuan tetapi juga merupakan hasil dari kemajuan suatu masyarakat atau Negara. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan di masyarakat yang masih subsisten, dijumpai kenyataan mereka tidak mempunyai kebutuhan untuk berprestasi.
2. Teori ini tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang seringkali dihadapai oleh masyarakat/ Negara yang meskipun sudah memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi tetapi tidak maju karena hambatan-hambatan struktural yang sering membelit mereka. Hambatan-hambatan stuktural tersebut sering kita lihat misalnya pada hambatan geografis, topografis bahkan idiologis. Orang-orang dengan kondisi stuktural yang ekstim tersebut sering kali tidak berdaya untuk berubah menjadi maju padahal mereka sudah memiliki keinginan yang tinggi untuk berprestasi dan melakukan banyak hal untuk menopang kemajuan.
 Kelebihan dari Teori
1. Memberikan kesadaran pada pengambil kebijakan Negara bahwa seseorang di suatu Negara berpengaruh pada kemajuan. Oleh karena itu, Negara akan membuat kebijakan agar para pribadi di Negara tersebut didorong untuk memiliki keinginan yang tinggi untuk berprestasi demi tercapainya kemajuan suatu Negara. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Negara misalnya melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.

BACK HALAMAN DEPAN

ETIKA PROTESTAN (MAX WEBER)


Teori ini didasarkan pda fenomena empiris dimana Max Weber menemukan bahwa terdapat hubungan atau korelasi antara afiliasi agama protestan pada kondisi pra kapitalis pada kemajuan. Hal tersebut didasarkan pada fenomena banyak dijumpainya agen-agen penting (pimpinan perusahaan, tenaga teknis, dan komersial terlatih yang cenderung didominasi oleh orang-orang protestan). Etika protestan mendorong seseorang untuk bekerja sungguh-sungguh, tidak berfoya-foya, tidak konsumtif, sehingga hal-hal tersebut mendorong kesuksesan. Bagi Weber, hal inilah yang dianggab berpengaruh besar pada peralihan dari ekonomi tradisional ke arah ekonomi modern.
 Kekurangan dari teori
1. Teori ini hanya menjelaskan secara parsial variabel tingkat afiliasi seseorang pada etika protestan, tanpa berusaha menggali variabel lain yang bekerja seperti misalnya budaya masyarakat, konflik sosial, aspek politis dan variabel yang lain yang masih mungkian berpengaruh.
2. Teori ini tidak memberikan saran/ kejelasan teknis pencapaian, padahal spiritualitas, kepatuhan pada agama merupakan sesuatu yang bersifat personal dan sulit dikontrol oleh lembaga-lembaga sosial maupun Negara. Oleh karena itu teori ini lebih kearah hanya pembuktian dari suatu fenomena tanpa arahan yang jelas untuk mengkondisikan pada suatu fenomena.
 Kelebihan dari teori
1. Memberikan alternatif pemikiran dan pembuktian bahwa tidak selamanya spiritualitas dan kepatuhan pada agama bersifat oposan dengan kemajuan. Hal tersebut juga dapat memberikan jawaban pada para Marxism yang selama ini beranggapan bahwa spiritualitas agama hanya merupakan ampas dari Super struktur.
2. Agama seringkali memberikan efek-efek pada stabilitas sosial, kenyamanan sosial sehingga ketika teori ini memberikan kejelasan bahwa terdapat keselarasan antara agama dengan kemajuan, maka agama dapat menjalankan peran aktifnya dalam mengamankan kemajuan dari efek-efek negatif yang kemungkinan terjadi seperti misalnya ketidak nyamanan sosial dan distabilitas sosial.


BACK HALAMAN MUKA

TEORI ROSTOW

Menjelaskan bahwa modernisasi merupakan proses bertahap, dimana masyarakat akan berkembang dari masyarakat tradisional dan berakhir pada tahap masyarakat dengan konsumsi tinggi. Pada masa tradisional hanya mengalami sedikit perubahan sosial, atau mengalami kemandegan sama sekali. Kemudian berlahan-lahan Negara mengalami perubahan dengan adanya kaum usahawan, perluasan pasar, pembangunan industri. Perubahan ini adalah prakondisi untuk mencapai tahap selanjutnya yaitu tahap lepas landas.
 Kekurangan dari Teori
1. Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
2. Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah, tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa yang akan dating. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan sosial, dsb.
3. Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi Natioanl Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang diharapkan.
4. Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek kesenjangan sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi di Indonesia.
 Kelebihan dari Teori
1. Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi : 1) masyarakat tradisional, 2) masyarakat pra kondisi tinggal landas, 3) masyarakat tinggal landas, 4) masyarakat kematangan pertumbuhan dan 5) masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi. Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di sebuah Negara tentang tahapah dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak Negara berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.
2. Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a) Dana investasi dari pajak yang tinggi
b) Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal
c) Melalui perdagangan internasional
d) Investasi langsung modal asing


BACK HALAMAN MUKA

Hubungan antara Super Structure dan Base Structure

Lapisan “base” mempunyai komposisi produksi material, uang, objek, hubungan dengan produksi dan kekuatan produktif. Oleh karena itu, Base Structure adalah dunia nyata, ditambah dengan hubungan ekonomi yang membangkitkan kapital. Lapisan kedua, “superstructure”, ditentukan oleh institusi politis ideologis, hubungan sosial kita, seperangkat ide, budaya, harapan, mimpi dan semangat kita. Super Structure berarti juga sebagai dunia jiwa dibentuk oleh kapital. Dalam dunia yang kapitalis Base Structure dikendalikan oleh Super Structure karena keuntungan mengendalikan produksi dan kemudian mendominasi buruh. Kelas pekerja ditekan oleh kelompok kuat untuk menghasilkan keuntungan bagi mereka. Melalui ide base-superstructure, Marx percaya bahwa sistem produksi menjadi dasar (base) yang menentukan struktur sosial secara keseluruhan. Dalam pandangan marxisme klasik, sistem produksi yang menindas hanya dapat dimusnahkan dengan cara perjuangan kelas, yaitu dengan revolusi yang berakhir pada penghapusan hak kepemilikan. Pandangan yang biasa disebut “kritik terhadap politik ekonomi” (critique of political economy) ini bahkan percaya, melalui ide dialektika historis, bahwa struktur sosial akan berujung pada runtuhnya kapitalisme dan terwujudnya masyarakat tanpa kelas.
 Kelebihan dari Teori
1. Teori ini menawarkan tentang sebuah konsepsi tentang struktur kelas melalui pola hubungan antara Super Structure dan Base Structure sehingga terdapat kejelasan relasi diantara keduanya yang belum pernah diungkapkan oleh teori yang lain.
2. Memberikan jalan alternatif bagaimana membuat solusi dari perubahan dari kondisi ketimpangan yang terjadi itu melalui revolusi sosial melalui revolusi komunis yang berarti tidak adanya lagi kepemilikan perorangan.

 Kekurangan dari Teori
1. Kritik yang disampaikan oleh Neo Marxis menunjukkan kekurangan teori Super Structure dan Base Structure ini. Mereka menyatakan bahwa proses dan struktur sosial tidak semata-mata ditentukan oleh sistem ekonomi dan produksi tetapi ditentukan juga oleh banyak hal yang lain, seperti misalnya budaya, tradisi, kepercayaan dsb.
2. Revolusi sosial bukan merupakan satu-satunya jalan dalam perubahan struktur sosial yang terbaik. Hal tersebut dikarenakan terbukti di beberapa tempat seperti Rusia, Eropa Timur, Amerika Latin, revolusi sosial justru berakibat pada kerusakan struktur sosial dan sulit disembuhkan yang kemudian disusul oleh kekuasaan yang lebih totaliter dan dominatif dari pada struktur kekuasaan pada saat sebelum terjadi revolusi sosial.

BACK HALAMAN MUKA